Jumat, 11 November 2011

Foto 10 Galaksi Terindah di Jagad Raya

Teleskop HubbleSpace adalah kolaborasi antara NASA dengan European Space Agency yang sudah beroperasi selama 20 tahun tidak henti-hentinya mengambil foto-foto luar angkasa. HubbleSpace merupakan salah satu teleskop terbagus NASA. Para astronom pun memilih 10 foto galaksi terindah dari sekian banyak foto galaksi yang pernah diambil oleh teleskopo HubbleSpace ini.
Berikut adalah 10 foto Galaksi terindah di Jagad raya yang fotonya pernah diambil oleh Teleskop HubbleSpace :
1. The glowering eyes
 

2. The Trifid Nebula. A ‘stellar nursery’
 

 3. The Sombrero Galaxy


4. The Ant Nebula


5. Nebula NGC 2392


6. Cat’s Eye Nebula


7. The Hourglass Nebula


8. Cone Nebula


9. The Perfect Storm

 
10. Starry Night
 
 

Seberapa Tinggi Pohon Bisa Tumbuh ?

Redwood California Merupakan Pohon tertinggi dunia, memiliki tinggi 116 meter. Jika tak ditebang, pohon ini bisa tumbuh lebih tinggi lagi, bahkan mencapai tinggi maksimum pohon, Tentunya, terdapat batas tinggi pohon. Terdapat dua kekuatan utama yang mempengaruhi ketinggian pohon, satu mendorong ke atas dan lainnya menarik ke bawah.
Melalui analisa interaksi antar kekuatan ini, tim ahli biologi yang dipimpin George Koch dari Northern Arizona University menghitung maksimum tinggi pohon secara teoritis.

Atau, titik kekuatan ini mulai seimbang dan pohon berhenti tumbuh. Titik ini terletak pada 122-130 m. Disatu sisi, para peneliti menemukan, pohon-pohon di hutan ‘ingin’ tumbuh setinggi mungkin untuk menyalip pohon tetangga dan mencapat lebih banyak sinar matahari.
Di sisi lain, gravitasi membuat pohon lebih sulit mengangkut air ke atas dari akar ke tajuk pohon seiring tumbuhnya pohon. Daun pun menjadi kian mengecil saat mendekati atas pohon. Saat mencapai ketinggian tertentu, daun tak lagi efektif.
Pasalnya, energi yang mereka dapat dari fotosintesis tak lagi cukup untuk membawa air ke atas, di titik ini, pohon berhenti tumbuh.
“Seiring pohon tumbuh tinggi, meningkatkan stres air pada daun akibat gravitasi dan hambatan jalan panjang. Akhirnya ekspansi daun dan fotosintesis bisa dibatasi untuk pertumbuhan tinggi lebih lanjut,” tulis ahli biologi di jurnal Nature.
Batas ini terletak pada atau di atas 400 meter. Banyak faktor terkait tingginya redwood, termasuk iklim suhu Northern California, nutrisi tanah, curah hujan, kabut dan hutan padat redwood itu sendiri yang memaksa pohon terus menjulang tinggi ke atas mengejar sinar matahari.
Perpaduan kondisi ini membuat redwood tak hanya menjadi pohon tertinggi dunia, juga menjadi pohon yang bisa mencapai batas tinggi pohon pada umumnya.


Bukti Al-Quran Bukan Buatan Manusia



Al-Quran adalah kalam Allah yang merupakan sebuah Mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi akhir jaman Muhammad SAW. Tidak ada yang menandingi keindahan bahasa Al-Quran dan keindahan ketika kita melantunkan Al-Quran. Banyak orang yang hatinya tergetar jika di bacakan ayat-ayat Al-Quran, sehingga kemudian dia mendapatkan risalah kebenaran. Al-Quran adalah satu-satunya kitab yang terjaga keasliannya walau telah diturunkan 14 abad yang lalu akan tetapi tetap terjaga dalam satu Bahasa dan satu huruf yang terangkai didalamnya.

Banyak usaha-usaha yang di lakukan oleh orang-orang kafir untuk memalsukan Al-Quran, namun usaha itu selalu kandas dan sia-sia. Al-Quran yang berjumlah 30 juz, 114 surat, 6666 ayat dan 51.900 kata itu dengan mudah di hafalkan oleh orang-orang yang beriman dan mempunyai hati yang bersih.

Al-Quran adalah sumber ilmu yang tidak pernah ketinggalan zaman bahkan selalu mendahului zaman, karena kebenarannya baru terbukti ketika zaman sudah mampu menciptakan tekhnologi mulai dari ilmu matetamtika, Biologi, kedokteran,fisika,kimia,bahasa, sejarah dll, segala ilmu telah terbukti sebelum ditemukan alquran telah menafsirkan dan menuliskannya. Keajaiban lain dari Al-Quran yang tak kalah mencengangkan adalah bahwa Al-Quran ternyata tersusun menurut perhitungan Matematis yang sangat teliti dan sangat cerdas !!

Berikut ini sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan mukjizat.

Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, yang sama jumlahnya dengan jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah
Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk jamak sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan
Kata "Syahr" (Bulan) sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun.
Kata "Sab'u (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu
Jumlah "Saah" (jam) yang didahului dengan "Harf" sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari
Kata "Sujud" disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah rakaat dalam sholat 5 waktu
Kata "Shalawat" disebutkan 5 kali, sama dengan jumah sholat wajib sehari semalam
Kata "Aqimu" yang diikuti kata "Shalat" Sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu.
Kata "al-Dunya" disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata "al-Akhirah" sebanyak 115 kali
Kata " al-Israf" disebutkan 23 kali, begitu juga kata kebalikannya "al-Sur'ah"
Kata "Malaikat" disebutkan 88 kali, kata kebalikannya "al-Syayathin" juga 88 kali
Kata "al-Sulthan" disebutkan 37 kali, kata kebalikannya "al-Nifaq" juga 37 kali
Kata "Harb" (panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya "al-Bard" (dingin) juga 4 kali
Kata "al-Harb" (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya "al-Husra" (tawanan) 6 kali
Kata "al-Hayat" (Hidup) sebanyak 145 kali, kebalikannya "al-Maut" (mati) 145 kali
Kata "Qalu" (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya "Qul" (katakanlah) juga sebanyak 332 kali
Kata "al-Sayyiat" (keburukan) yang menjadi kebalikannya kata "al-Shahihat" (Kebajikan) masing-masing 180 kali
Kata "al-Rahbah" (cemas/takut) yang menjadi kebalikan kata "al-Ragbah" (harap/ingin) masing-masing 8 kali
Kata "al-Naf'u" yang menjadi kebalikan kata "al-Fasad" masing-masing 50 kali
Kata "al-Nas" yang menjadi kebalikan kata "al-Rusul" masing-masing 368 kali
Kata "al-Asbath" yang menjadi kebalikan kata "al-Awariyun" masing-masing 5 kali
Kata "al-Jahr" yang menjadi kebalikan kata "al-Alaniyah" masing-masing 16 kali.
Dan Masih banyak lagi, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

Sekarang lakukan perhitungan sebagai berikut :

Dengan mencari persentase jumlah kata "bahr" (lautan) terhadap total jumlah kata (bahr dan barr ) kita dapatkan : (32/45) x 100 % = 71.1111111%

Dengan mencari persentase jumlah kata "barr (daratan) terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan : (13/45) x 100 % = 28.888888889 %Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT. Dalam Al-Quran pada 14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah 71.11111111 %, dan persentase daratan adalah 28.8888888889, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan.
Itulah sebagian kecil keajaiban dan kemukjizatan Al-Quran. Keajaiaban yang lain merupakan misteri yang insyaAllah akan dipecahkan oleh orang-orang yang berilmu.

Seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika keturuna Mesir dan seorang ilmuwan Muslim, Dr. Rashad Khalifa, adalah orang yang pertama yang menemukan sistem matematika pada desain Al-Quran. Dia memulai meneliti komposisi Matematik dari Al-Quran pada tahun 1968, dan memasukka Al-Quran ke dalam sistem komputer pada tahun 1969 dan 1970, yang diteruskan dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris pada awal 70-an. dia tertantang untuk memperoleh jawaban dalam menjelaskan inisial pada beberapa surah dalam Al-Quran (seperti Alif Lam Mim) yang sering diberi penjelasan "hanya Allah yang mengetahui maknanya". Dengan tantangan ini, dia memulai riset secara mendalam pada inisial-inisial tersebut setelah memasukkan teks Al-Quran ke dalam sistem computer, dengan tujuan utama mencari pola matematis yang mungkin akan menjelaskan pentingnya inisial-inisial tersebut. Setelah beberapa tahun melakukan riset, Dr. Khalifa mempublikasikan temuan-temuan pertamanya dalam sebuah buku berjudul "MIRACLE OF THE QURAN : Significance of the Mysterious Alphabet" pada Oktober 1973., bertepatan dengan Ramadhan 1393

Sementara itu Angka yang sering keluar dalam Alquran adalah angka 19.
 
Keistimewaan angka 19 di dalam Al Qur'an ini, di antaranya:
1. Kata bismillahirrahmanirrahim, yang merupakan kata pembuka dari surah Al Qur'an terdiri dari 19 huruf.
2. Paket wahyu pertama (QS. Al Alaq (96) ayat 1—5), diturunkan sebanyak 76 huruf atau 19 x 4.
3. Ayat pertama kali turun, (QS. Al Alaq ayat 1), terdiri dari 19 huruf.
4. Jumlah surah Al Qur'an ada 114 atau 19 x 6.

Angka 19 inilah yang menjadi alat kontrol huruf di dalam Al Qur'an, sehingga Al Qur'an terpelihara dari perubahan yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab. Tidak akan pernah sedikitpun meleset dari hitung-hitungan, anda bisa bandingkan dengan kitab suci lain. perhatikan bagaimana Angka 19 dalam mengontrol Al Qur'an:

Surah ke-68, yang diawali huruf nun. Jumlah nun dalam surah tersebut 133 atau 19 x 7.
Surah ke-36, yang diawali huruf ya sin, memiliki huruf ya sebanyak 237 dan huruf sin 48. Bila dijumlahkan mejadi 285 atau 19 x 15.

Surat ke-13, yang diawali huruf alif lam mim ra', di mana jumlah alif = 605, lam = 480, mim = 260 dan ra' = 137, total keempat huruf tersebut 1482 atau 19 x 78.

Sebagian besar ahli tafsir menafsirkan 19 sebagai jumlah malaikat. Menurut Dr. Rashad Khalifa, menafsirkan bilangan 19 sebagai jumlah malaikat adalah tidak tepat. Bagaimana mungkin jumlah malaikat dapat dijadikan untuk cobaan bagi orang-orang kafir (QS. Al Muddassir ayat 30—31).

"Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). Dan Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat, dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata), 'Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?' Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali dia sendiri. dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan kepada manusia."

Selain penjelasan di atas, dalam beberapa kejadian di alam ini dan juga dalam kehidupan kita sehari-hari, ada yang mengacu kepada bilangan 19, di antaranya sebagai berikut:

Bumi, matahari dan bulan berada pada posisi yang relatif sama setiap 19 tahun.
Komet Halley mengunjungi sistem tata surya kita pada setiap 76 tahun (19 x 4).
Tubuh manusia memiliki 209 tulang atau 19 x 11.Selain berhubungan dengan kejadian di alam, bilangan 19 juga berkaitan dengan ibadah umat Islam, seperti:

Sholat, jumlah rakaat pada shalat Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya' masing-masing adalah 2, 4, 4, 3, dan 4 rakaat. Jika jumlah rakaat tersebut disusun menjadi sebuah angka 24434 merupakan bilangan kelipatan 19 atau 19 x 1286.

Di abad modern pun banyak orang-orang yang memang ingin mengubah isi alqur'an akan tetapi sampai detik ini alquran masih asli dari pertama diturunkan karena alquran adalah tuntunan dan mukjizat terbesar yang di ciptakan Allah kepada Umat Muhammad Umat akhir jaman!

http://www.exelroze.info/2011/08/bukti-al-quran-bukan-buatan-manusia.html

Jumat, 21 Oktober 2011

WASPADA, BAKTERI BERBAHAYA DARI SERAGAM DOKTER

Menurut sebuah studi terbaru, jas putih dan jubah yang sering digunakan dokter, perawat dan staf rumah sakit kemungkinan terkontaminasi bakteri berbahaya.

Peneliti di Israel yang melakukan pemeriksaan terhadap pakaian seragam yang dikenakan oleh dokter dan perawat menemukan hampir 60% dari seragam tersebut mengandung bakteri berbahaya. Pemeriksaan dilakukan terhadap ujung lengan baju, kantong dan bagian perut seragam kerja dari 75 orang perawat dan 60 orang dokter.

Bakteri yang berpotensi membahayakan di temukan pada 60% seragam dokter dan 65% seragam perawat. Bakteri yang resisten terhadap antibiotika ditemukan pada 21 sampel seragam perawat dan 6 sampel seragam dokter. Delapan sampel seragam terkontaminasi bakteri methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), yang sangat sulit dibasmi dengan antibiotika terkini.

Bakteri yang terdapat pada seragam petugas kesehatan memang tidak secara langsung berhubungan dengan penularan penyakit namun temuan ini kembali mengingatkan akan makin banyaknya bakteri yang resisten terhadap antibiotika di kalangan pasien rumah sakit.

Setiap pakaian yang dikenakan petugas kesehatan memang akan terkontaminasi mikroorganisme sehingga segala tindakan preventif perlu dilakukan untuk mencegah mikroogranisme ini hinggap di tubuh pasien yang sedang dirawat.

Penelitian ini dipublikasikan pada the American Journal of Infection Control edisi bulan September. 
[blogdokter]

Rabu, 17 Agustus 2011

MISTERI ANGKA 9696 DAN HARTA KARUN SOEKARNO

HARTA karun peninggalan mantan presiden Soekarno selama ini masih misteri, bahkan tak sedikit yang meragukannya. Kasus kegagalan pencarian harta peniggalan Prabu Siliwangi di Istana Batutulis beberapa waktu lalu, sepertinya memupus harapan orang untuk memercayai hal-hal yang sulit dibuktikan kebenarannya.
Namun lelaki yang menyebut diri satria piningit bernama Soenuso Goroyo Soekarno mengaku dapat mengangkat peninggalan Presiden Pertama RI itu. Bentuknya berupa ratusan keping emas lantakan, platinum, sertifikat deposito obligasi garansi, dan lain-lain. ”Ini baru sampel dan silakan mengecek kebenarannya. Jika bohong, saya siap digantung,” katanya, Jumat kemarin, kepada pers.

Mantan anggota TNI yang dahulu bernama Suwito itu sengaja mengundang wartawan di rumahnya, Perumahan Cileungsi Hijau, daerah perbatasan Bogor-Bekasi, untuk menyaksikan temuannya. Di rumahnya yang cukup megah disiapkan hidangan layaknya orang hajatan. Maklum, Goroyo, begitu dia biasa disapa, juga mengundang Pangdam Jaya, Kapolda, dan anggota Muspida. Tetapi dari mereka, tak ada pejabat datang.

Kepada tamunya, suami RA Lastika ini memperlihatkan peti besar berisi ratusan keping emas lantakan, masing-masing beratnya 8 ons bergambar Soekarno dan di baliknya ada gambar padi dan kapas. Pada satu sisinya ada tulisan 80 24K 9999. Sementara itu emas putih (platinum) juga berbentuk lantakan berlogo tapal kuda putih bertulisan JM Mathey London. Logam itu dibungkus emas dan bersertifikat emas pula.

Meskipun bersertifikat dan diyakini keasliannya, pada kesempatan itu tidak dihadirkan orang yang mengetahui emas atau pakar yang bisa memastikan asli atau tidak harta benda tersebut.

Memberi Kuasa

Peninggalan lain berupa sertifikat deposito bertanggal 16 Agustus 1945 yang dikeluarkan oleh BPUPKI yang menyebut sejumlah harta yang disimpan di suatu tempat.Adapula sertifikat berbahasa Inggris yang juga disegel dan ditulis di atas lembar kuningan. Sertifikat itu ada yang bertuliskan ”Hibah Substitusi” yang dipercayakan kepada R Edi Tirwata Dinata (108).

Yang terakhir ini, konon karena sudah tua, lantas memberikan kuasa kepada R Anton Hartono untuk mengurus harta benda yang disimpan di Swiss. Bentuknya mikrofilm, dua lembar dokumen, anak kunci boks deposit di JBS, Jenewa, dan dua buah koin. Di dalam sertifikat itu disebutkan, ada dana berjumlah 126,2 miliar dolar AS dan 63,10 miliar dolar AS.

”Insya Allah, jika saya diberi izin, semua harta peninggalan Bung Karno ini bisa membayar utang kita. Saya yakin bisa melaksanakannya,” ungkap Goroyo sembari membantah dirinya paranormal. Dia juga membantah berambisi menjadi presiden atau jabatan politis lain. ”Semua saya lakukan dan beberkan untuk membangun negara kita,” tegasnya.

Saat mendekati rumahnya, di pintu gerbang perumahan dan di depan rumahnya terpampang spanduk putih bertulisan merah, ”Satrio Piningit Soenuso Goroyo Soekarno sang Juru Selamat Telah Hadir di Bumi Indonesia.”

Namun wartawan yang datang sejak pukul 11.00, baru diterima seusai shalat jumat. Goroyo mengenakan stelan jas putih, sepatu putih, mirip yang dikenakan Presiden Soekarno.

Di ruang tamunya juga dipajang foto dirinya bersama seorang jenderal.Adapula yang memperlihatkan saat dirinya menjadi anggota Batalyon Arhanud SE 10/Kodam Jaya. Namun, dia enggan membeberkan latar belakang jati dirinya. ”Saya ini orang susah. Jadi tentara pangkatnya juga di sini (memegang lengannya). Jika saya pakai pakaian seperti ini, hanya model. Kebetulan saya suka,” tuturnya.

Proses Pencarian

Goroyo mengemukakan, dia hanya ingin ada saksi dari aparat soal harta temuannya itu. Selanjutnya akan diserahkan kepada Presiden Megawati dan diharapkan bisa melunasi utang luar negeri pemerintah. ”Saya tidak ingin imbalan apa pun termasuk jabatan. Saya hanya butuh pengakuan dan surat kuasa untuk meneruskan pencarian harta ini. Namun tampaknya Kapolda dan Kapolri berhalangan.”

Dia menceritakan proses pencarian harta tersebut. Diawali dari kebiasaannya

bertirakat di berbagai tempat, lantas mendapatkan petunjuk. Petunjuk awal adalah sebuah tongkat wasiat yang diyakini tongkat komando milik Presiden Soekarno yang kemudian disimpannya hingga kini.

Selanjutnya, dengan tirakat pula, secara gaib harta benda itu bisa diangkat dari beberapa daerah di Bali, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan. ”Meskipun benda ini kini nyata, tapi awalnya adalah harta gaib. Jadi, mengambilnya juga dengan cara gaib. Saya tidak boleh memilikinya. Saya diperintahkan menyerahkan kepada negara untuk menyelamatkan bangsa,” paparnya.

Ketika disinggung, kenapa justru membeberkan kepada wartawan, bukan langsung menyerahkan kepada pemerintah, Goroyo menyatakan dirinya sudah capai berhubungan dengan pejabat. Awalnya dia melapor kepada Presiden Megawati, tapi tidak digubris. Kemudian kepada mantan atasannya, Kol Art Harus Putri Osa, Dan Men Arhanud I Kodam Jaya, ke Mabes TNI, bahkan juga dilaporkan kepada anggota DPR Permadi SH.

Namun semua seperti tidak menghiraukannya. ”Karena itu, saya mengundang rekan-rekan wartawan untuk menyaksikan langsung,” ujar Goroyo sembari menegaskan, sebagai satria piningit dirinya mengemban tugas menyelamatkan bangsa. Sebutan satria itu dia jelaskan, tidak ada kaitannya dengan ramalan yang pernah diucapkan Permadi bahwa negeri ini akan dipimpin satria piningit.
Harta Karun Soekarno , Akhirnya Ditemukan Juga

GW sengaja menulis judul sedikir merangsang adrenalin kita sebagai manusia dengan kata pembuka “Harta Karun”. Padahal maksudnya sih kiasan saja sebagai suatu ungkapan metaforik analitik setelah menyusuri sejarah Bangsa Indonesia. Judul aslinya adalah “Bangsa Indonesia dan Harta Karun Soekarno”. Membaca tulisan ini, Anda boleh percaya dan boleh juga tidak. Tidak ada paksaan dalam membaca. Tapi mulailah berpikir dan merenungkannya.

Beberapa waktu yang lalu kita sempat dihebohkan dengan berita mengejutkan tentang Harta Karun Warisan Presiden Soekarno yang disebut-sebut berupa emas, perak yang sangat berharga dan khabarnya dapat membayar seluruh hutang Bangsa Indonesia. Isu dan kisah harta warisan Soekarno pun bergulir. Korbannya tak tanggung-tanggung “Seorang Menteri Agama era Megawati” mengacak-ngacak situ purbakala di Bogor. Amarah dan cemooh pun bermunculan karena kenaifan, kedunguan, ketamakan dan keserakahan si menteri yang belakangan diseret pengadilan karena kasus korupsi “Dana Abadi Umat”. Semenjak peristiwa yang memalukan di Bogor itu kisah harta karun peninggalan Soekarno masih terdengar beberapa waktu kemudian. Klaim-klaim masih bermunculan, umumnya dari dukun dan paranormal. Namun pelan-pelan kisah harta itu pun kemudian lenyap meskipun masih mengendap menjadi sisa informasi di benak kebanyakan masyarakat Indonesia yang kelak akan muncul kembali dengan kisah yang barangkali lebih sedap dengan sedikit rasa pedas di lidah yang membuat merah muka.

Kemunculan kisah harta karun Soekarno yang sempat menghebohkan itu memang membuat banyak orang yang kecondongannya tamak menjadi ngiler. Darimana sumber asal kisah itu pun masih simpang siur, tak ketahuan rimbanya. Mungkin salah satu makhluk halus penghuni pulau Jawa yang membisikkan salah satu budaknya untuk membisik-bisikkan tentang pusaka warisan bangsa Indonesia itu. Tapi apa tepatnya Harta Pusaka warisan Soekarno itu? Tak ada satu pun ahli atau pakar yang berminat menyibak misterinya karena tentunya takut di bilang ketularan ketamakan atau di bilang dungu karena percaya pada bisikan paranormal yang tak jelas ujung pangkalnya.

Saya justru tertarik mengungkapkan Harta Peninggalan Soekarno itu bukan dari perspektif perhartakarunan dengan gambaran emas, perak atau intan permata. Tapi dari perspektif kesejarahan Bangsa Indonesia yang jejaknya telah ditemukan oleh Sokarno di kawasan Bogor yang tidak lain adalah prasasti Batu Tulis sebagai peninggalan masa lalu yang menyimpan sejarah bangsa Indonesia dan erat kaitannya dengan transmisi pengetahuan yang saat ini sudah sangat dikenal.

Gagasan saya mengaitkan harta karun Soekarno dengan peninggalan sejarah di Batu Tulis saya ilhami dari karakter Soekarno itu sendiri yang memadukan intelektualitas dan kemampuan citarasanya yang tinggi tentang berbagai seni dan budaya di tanah air. Benar, saya kemudian harus berasumsi bahwa ungkapan Harta Karun Bangsa Indonesia sebenarnya dinyatakan oleh Soekarno sendiri dengan suatu gaya pengungkapan metaforis puitis sebagai karakter dasar beliau. Seseorang yang menguping ungkapan terselubung ini kemudian mengira bahwa yang diungkapkan Soekarno adalah harta beneran berupa emas, perak, atau berlian yang tersimpan di suatu tempat di Bogor, bahkan ada yang mengatakannya tersimpan di suatu Bank di Swiss. Padahal yang dimaksud Soekarno adalah peninggalan di Bogor yaitu Batu Tulis yang menyimpan rahasia emas dan perak sebagai simbologi tentang sumber asal Pengetahuan Tuhan yang telah dikenal semasa kerajaan Areuteun, bahkan mungkin jauh sebelum era kerajaan Areueun maupun Taruma Negara.

Soekarno selain seorang yang teknis, paham ilmu rekayasa, ia pun dikenal sebagai ahli kesenian. Bukan sekedar seni tari atau lukis, namun ia adalah sastrawan yang paham benar ungkapan-ungkapan al-Qur’an, Injil, Kitab Siwa-Budha maupun agama Hindu, dan kenal benar karya sastra lokal (termasuk cerita daerah) maupun dunia. Sehingga gaya pengungkapannya ketika berkaitan dengan suatu titik tolak entitas kebangsaan Indonesia meniru ungkapan kitab-kitab agama dengan maksud-maksud terselubung.

Maksud terselubung itu berkaitan dengan kemampuan manusia idaman Indonesia yang diimpikan Soekarno sebagai manusia yang mestinya cerdas, berpengetahuan lahir maupun batin dengan butir-butir yang tercantum dalam Pancasila. Singkatnya, impian Soekarno tentang Manusia Indonesia di masa depan adalah “yang jenius sekaligus yang relijius” sebagai figur diri Soekarno sendiri. Dengan menyelubungi rahasia titik tolak asal usul pengetahuan Bangsa Indonesia itu, Soekarno menyodorkan suatu teka-teki mistis “Harta Pusaka Indonesia” atau yang belakangan dihebohkan sebagai “Harta Karun Peninggalan Soekarno”.

Pengungkapan demikian mempunyai tujuan. Tujuan utamanya adalah melindungi Pusaka itu dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. Bagi yang mempunyai kecondongan tamak dan serakah, pastilah akan mengira kalau ungkapan terselubung itu berkaitan dengan emas, perak dan intan berlian. Jadi, meskipun Soekarno tak pernah menyatakan Harta Pusaka itu sebagai emas dan perak maupun berlian, perkiraan seperti itu muncul belakangan dari orang-orang yang sempat mendengar atau menguping ungkapan Soekarno dan menafsirkannya dengan ketamakan dan keserakahan akan kemaruknya harta dunia. Dan umumnya manusia mengira demikian karena selubung metaforis Soekarno memang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang paham benar dengan karakteristik Soekarno sebagai intelektual lahir dan batin yang membaca banyak buku teknis, sastra, filsafat dan kenal karakteristik dasar seluruh ajaran agama yang ada di Indonesia. Mereka yang tamak dan serakahpun terkecoh dan babak belur dengan korban pertama seorang menteri yang mengaku dapat bisikan paranormal.

Kalau kita lebih jernih menelusuri sejarah hidup Soekarno, sebenarnya menjadi jelas kalau ungkapan Harta Pusaka Soekarno berkaitan dengan JEJAK SEJARAH MANUSIA INDONESIA yang jejak-jejaknya tertera di prasasti-prasasti yang ditemukan di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu yang tertua adalah prasasti Batu Tulis yang ada di Wilayah Bogor yang sampai hari ini menurut perbincangan arkeolog di situs menyimpan misteri yang belum terpecahkan yaitu misteri TULISAN IKAL. Mengenai tulisan ikal sebenarnya sudah saya singgung di risalah Sangkan Paraning Dumadi : Mengintip Fajar Pulau Jawa dalam cacatan sejarah telah dikenal oleh Cina melalui tulisan pendeta Budha Fa Hsien yang terdampar di “Ya-wa-di” dan tinggal di situ selama 5 bulan setelah berlayar selama 90 hari dari Srilangka menuju Kanton pada tahun 414 M. Menurut catatan Fa-Hsien, belum ada pemeluk agama Budha yang ada adalah pendeta Brahmana, jadi saat itu agama Hindu telah ada di Kawasan Jawa atau Javadvipa.

Kontak resmi Cina dengan Ja-wa secara resmi dimulai di zaman Dinasti Sung (420-479 M) yang pada tahun 435 M menerima utusan Ja-wa-da atau Jawa Dwipa yang diperintah oleh Sri Pa-da-do-a-la-mo. Yang membawa sepucuk surat dan upeti. Negara asal dari utusan raja Jawa Kuno itu seringkali disebut sebagai Holotan yang diidentifikasikan oleh Prof. Slamet Muljana sebagai Areuteun kerajaan tertua di Jawa Barat sebelum masa Taruma. Bahkan kerajaan Holotan ini bisa dikatakan sebagai kerajaan tertua di Jawa, lebih tua dari “Ho-ling” atau Keling di lembah sungai Brantas Jawa Timur. Utusan kerajaan Tarumanegara atau menurut teks Cina To-Lo-Mo datang ke Cina pertama kali pada tahun 528 M, sekitar 100 tahun setelah utusan pertama kerajaan Holotan atau Areuteun tadi. Hubungan Cina dengan Tarumanegara terus berlanjut sampai Tarumanegara ditumbangkan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 686 M. Arus peradaban dan pelayaran pun bergeser ke Sriwijaya di Sumatra dan Holing atau Keling di Jawa Timur.

Jawa Barat merupakan pusat keramaian yang tertua yang tercatat oleh sejarah di Indonesia. Wilayah kerajaan tertua itu diidentifikasi oleh Profesor Slamet Mulyana sebagai Areuteun di muara sungai Ciliwung. Tidak banyak informasi yang tersedia mengenai kerajaan Areuteun yang muncul sekitar tahun 414 M di Jawa Barat sebelum kerajaan Galuh Pakuan pada tahun 686 M. Catatan tentang kerajaan ini diperoleh dari Fa-Hsien seorang Buddha yang terdampar di Jawa dan prasasti Ciareuteun. Namun, sedikitnya sejarawan Indonesia seperti Prof. Slamet Muljana pernah mengulas tentang kerajaan ini yang bukunya sampai hari ini belum saya temukan di toko buku. Jadi, memang sulit sekali seperti aja wajah kerajaan Areuteun ini yang muncul sekitar 272 tahun sebelum galuh Pakuan dengan nama rajanya yang disebut dalam catatan raja-raja Cina sebagai Holotan.

Di Internet topik “Areuteun” atau “Ciareuteun” ditemukan di suatu situs yang nyaris menjadi situs purba sesuai namanya karena nampaknya aktivitas anggotanya sangat rendah, situs itu adalah situs yang rupanya dikelola oleh mahasiswa arkeologi UI. Diskusi tentang Ciareuteun ditemukan sebagai suatu topik yang cukup hangat dibawah sub-judul “Hindu-Budha Archeology” meskipun nampaknya diskusi itu tidak berlanjut. Kutipannya secara ringkas tentang Areuteun antara lain menjelaskan beberapa prasasti yang ditemukan di Kawasan Jabodetabek.

Dalam suatu topik posting yang dipicu oleh nickname “Manchu Pichu” disebutkan bahwa di daerah Ciampea ada beberapa prasasti. Lahan tempat prasasti-prasasti ini ditemukan berbentuk bukit rendah berpermukaan datar dan diapit tiga batang sungai: Cisadane, Cianten dan Ciaruteun. Sampai abad ke-19, tempat itu masih dilaporkan dengan nama Pasir Muara. Dahulu termasuk bagian tanah swasta Ciampea. Sekarang termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang.

Transkrip diskusi yang dapat ditemui di situs saya lampirkan (berhubung forum di situs tsb mendadak ditutup,jadi saya copy pastekan saja transripnya):

apakah ada yang tahu dimana letaknya prasasti jambu, yaitu prasasti tapak kaki purnawarman…bukan yg di ciaruten..katanya didaerah leuwiliang di bukit koleangkak. tapi orang di daerah leuwiliang tidak ada yg tahu. thx b4

Adapun Prasasti yang di temukan di Sungai Ciareuteun adalah TAPAK KAKI MANUSIA (PURNAWARMAN ) DENGAN DUA JENIS TULISAN, YAITU SANSEKERTA DAN ‘IKAL’ SERTA BEBERAPA GAMBAR SEPERTI LABA-LABA. Kedua prasasti ini letaknya tidak berjauhan dengan jarak lebih kurang 300 m (mohon dikoreksi). Jadi yang dimaksud prasasti Jambu adalah prasasti Tapak Kaki Gajah. Disebut Prasasti Jambu, karene letaknya yang berada di Desa Jambu.

Kemudian, di muara sungai (pertemuan dua sungai) Cianteun (mohon dikoreksi) juga ada Prasasti dengan HURUF IKAL. Letaknya masih berada di Sungai (sebagian batu tempat prasasti dipahatkan terendam air sungai), sedangkan prasasti Ciereuteun sudah dipindahkan lebih kurang 70 m ke dataran yang lebih tinggi (sekarang berada di dalam cungkup). Jarak kedua prasati ini lebih kurang 500 m (mohon dikoreksi).

Semoga ini bisa membantu (juga koreksi untuk posting ismanujev sebelumnya)

Didaerah Ciampea ada beberapa prasasti. Lahan tempat prasasti-prasasti ini ditemukan berbentuk bukit rendah berpermukaan datar dan diapit tiga batang sungai: Cisadane, Cianten dan Ciaruteun. Sampai abad ke-19, tempat itu masih dilaporkan dengan nama Pasir Muara. Dahulu termasuk bagian tanah swasta Ciampea. Sekarang termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang.

Kampung Muara tempat prasasti Ciaruteun dan Telapak Gajah ditemukan, dahulu merupakan sebuah “kota pelabuhan sungai” yang bandarnya terletak di tepi pertemuan Cisadane dengan Cianten. Sampai abad ke-19 jalur sungai itu masih digunakan untuk angkutan hasil perkebunan kopi. Sekarang masih digunakan oleh pedagang bambu untuk mengangkut barang dagangannya ke daerah hilir.

Prasasti pada zaman ini menggunakan aksara Sunda kuno, yang pada awalnya merupakan perkembangan dari aksara tipe Pallawa Lanjut, yang mengacu pada model aksara Kamboja dengan beberapa cirinya yang masih melekat. Pada zaman ini, aksara tersebut belum mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskah-naskah (lontar) abad ke-16.

Prasasti-prasati itu antara lain:

Prasasti Pasir Muara

Prasasti ini ditemukan di Pasir Muara, di tepi sawah, tidak jauh dari prasasti Telapak Gajah peninggalan Purnawarman. Prasasti itu kini tak berada ditempat asalnya. Dalam prasasti itu dituliskan :

ini sabdakalanda rakryan juru panga-mbat i kawihaji panyca pasagi marsa-n desa barpulihkan haji su-nda

Terjemahannya menurut Bosch:

Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (panca (5) pasagi (4), pemerintahan begara dikembalikan kepada raja Sunda.

Karena angka tahunnya bercorak “sangkala” yang mengikuti ketentuan “angkanam vamato gatih” (angka dibaca dari kanan), maka prasasti tersebut dibuat dalam tahun 458 Saka atau 536 Masehi (catatan penulis: nabi Muhammad lahir tahun 571 M).

Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun Museum Sejarah Jakarta

Prasasti Ciaruteun ditemukan pada aliran Sungai Ciaruteun, seratus meter dari pertemuan sungai tersebut dengan Sungai Cisadane; namun pada tahun 1981 diangkat dan diletakkan di dalam cungkup. Prasasti ini peninggalan Purnawarman, beraksara Palawa, berbahasa Sansekerta. Isinya adalah puisi empat baris, yang berbunyi:

vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam

Terjemahannya menurut Vogel:

Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman penguasa Tarumanagara.

Selain itu, ada pula gambar sepasang “pandatala” (jejak kaki), yang menunjukkan tanda kekuasaan fungsinya seperti “tanda tangan” pada zaman sekarang. Kehadiran prasasti Purnawarman di kampung itu menunjukkan bahwa daerah itu termasuk kawasan kekuasaannya. Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara parwa II, sarga 3, halaman 161, di antara bawahan Tarumanagara pada masa pemerintahan Purnawarman terdapat nama “Rajamandala” (raja daerah) Pasir Muhara.

Prasasti Telapak Gajah

Prasasti Telapak Gajah bergambar sepasang telapak kaki gajah yang diberi keterangan satu baris berbentuk puisi berbunyi:

jayavi s halasya tarumendrsaya hastinah airavatabhasya vibhatidam padadavayam

Terjemahannya:

Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airawata kepunyaan penguasa Tarumanagara yang jaya dan berkuasa.

Menurut mitologi Hindu, Airawata adalah nama gajah tunggangan Batara Indra dewa perang dan penguasa Guntur. Menurut Pustaka Parawatwan i Bhumi Jawadwipa parwa I, sarga 1, gajah perang Purnawarman diberi nama Airawata seperti nama gajah tunggangan Indra. Bahkan diberitakan juga, bendera Kerajaan Tarumanagara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah. Demikian pula mahkota yang dikenakan Purnawarman berukiran sepasang lebah (an-Nahl).

Ukiran bendera dan sepasang lebah itu dengan jelas ditatahkan pada prasasti Ciaruteun yang telah memancing perdebatan mengasyikkan di antara para ahli sejarah mengenai makna dan nilai perlambangannya. Ukiran kepala gajah bermahkota teratai ini oleh para ahli diduga sebagai “huruf ikal” yang masih belum terpecahkan bacaaanya sampai sekarang. Demikian pula tentang ukiran sepasang tanda di depan telapak kaki ada yang menduganya sebagai lambang labah-labah, matahari kembar atau kombinasi surya-candra (matahari dan bulan) *asy Syams-al-Qamar). Keterangan pustaka dari Cirebon tentang bendera Tarumanagara dan ukiran sepasang “bhramara” (lebah) sebagai cap pada mahkota Purnawarman dalam segala “kemudaan” nilainya sebagai sumber sejarah harus diakui kecocokannya dengan lukisan yang terdapat pada prasasti Ciaruteun.

Prasasti lain

Di daerah Bogor, masih ada satu lagi prasasti lainnya yaitu prasasti batu peninggalan Tarumanagara yang terletak di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang. Pada bukit ini mengalir (sungai) Cikasungka. Prasasti inipun berukiran sepasang telapak kaki dan diberi keterangan berbentuk puisi dua baris:

shriman data kertajnyo narapatir – asamo yah pura tarumayam nama shri purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam – padavimbadavyam arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam – bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam.

Terjemahannya menurut Vogel:

Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.

Salah satu misteri yang belum diungkapkan dari temuan prasasti Ciareuteun di Jawa Barat yang menarik perhatian saya adalah tulisan atau simbol yang disebut huruf ikal. Saya kemudian melakukan posting yang berkaitan dengan tulisan Ikal dan prasasti Ciareuteun dari Jabar sehubungan dengan simbol-simbol Indra, Petir, Gajah, Teratai, Laba-laba dan Lebah yang tertera pada prasasti yg di temukan di Jabar.

Saya secara teknis akademis bukan arkeolog , tetapi melihat topik diskusi yang berkaitan dengan Tulisan Ikal dan Prasasti Ciareuteun dari Jabar yang berlaitan dengan simbol-simbol Indra, Petir, Gajah, Teratai, Laba-laba dan Lebah yang tertera pada prasasti yg di temukan di Jawa Barat.

Sebenarnya saya mempunyai suatu spekulasi yang muncul dari kemungkinan historis adanya transmisi pengetahuan dari wilayah India, Jawa, ke Mediterania, dan akhirnya berujung kembali di wilayah asalnya yaitu Aleksandria tempat dimana Perpustakaan Terlengkap di Dunia pernah Berdiri dan 9 pemikir Agung menekuni sains. Khususnya berkaitan dengan simbol-simbol agama Siwa Budha dan Islam yaitu simbol Asy Syams (Matahari), Petir (Ar Rad), al-Qamar (Bulan), Lebah (an-Nahl), laba-laba dan Gajah sebagai tunggangan Dewa Indra (Raa, atau Matahari), Bunga Sidrath atau Lotus Tree dengan simbol-simbol dari Mesir.

(tambahan saya: Jadi, gajah tunggangan Dewa Indra sejatinya simbolisme Ganesha atau Gajah sebagai lambang ilmu pengetahuan dimana dua gading gajah menunjukkan makna ilmu pengetahuan bagai gading yang mudah retak dan siapapunyang tak mampu menjaganya akan dililit oleh belalai Si Gajah sebagai suatu ungkapan simbolik metaforik bahwa ilmu pengetahuan adalah netral, baik dan buruknya tergantung pada manusia yang mengimplementasikannya)

Transkrip tulisan ikal itu mungkin bukan tulisan tetapi simbologi Indra Maya sebagai realitas The matrix yang menjadi asal usul penulisan seluruh sistem huruf-huruf yang ada di dunia khususnya sistem dengan 5, 20 (jawa), 22 (Phoenicia), 26(Latin), dan 28 huruf (hiajiah) (saya tak tahu jumlah huruf Sansekerta). Jadi boleh jadi huruf palawa, sansekerta, jawa atau tulisan di Kawasan Asia juga sama asal usulnya dengan simbol dasar tulisan yang muncul di Mediterania khusunya Phoenicia, Aramaik, Yunani, Arab, Hebrew dan lain-lainnya.

Konsep dasar Indra Maya adalah teori Bilangan Euclids yaitu bilangan sempurna 6=1+2+3 dengan pemodelan 9696 :

· 9 adalah simbol realitas yang tercitra di akal pikiran,

· 6 adalah bayangan realitas di retina mata manusia,

· 9 adalah tampilan fenomena realitas benda-benda di bawah naungan sinar matahari,

· 6 adalah simbol kelahiran Sang Waktu alias Matahari itu Sendiri sebagai Indra.

Prasasti yang mencetak simbol tersebut menyembunyikan arti bahwa cikal bakal kerajaan Kuno di Tanah Sunda adalah seorang raja yang menguasai ilmu pengetahuan dengan transmisi yang berasal dari Yunani Kuno, Mesir, India dan Cina.

Sampai sejauh ini saya masih berspekulasi atas kemungkinan diatas karena kurangnya literatur yang kompeten atau tidak tahu sama sekali karena bidang saya bukan arkeologi. Untuk itu saya membuat tulisan yang lebih banyak saya warnai dengan gaya berkisah karena kurangnya dasar-dasar ilmiah yang dapat dipercaya kecuali penggunaan sejarah dan hubungannya dengan model fisika kuno yaitu Teori Bilangan Euclids untuk menjelaskan fenomena penampilan Kekuasaan Tuhan di muka Bumi yang sebenarnya ungkapan dan simbolnya ada di Al Qur’an dan mungkin kitab Siwa Buda (saya bukan beragama Budha tetapi Islam, jadi tidak tahu persis apa isi kitab penganut Siwa Budha).

Beberapa sejarah Kuno seperti di Cirebon menyebutkan bahwa raja pertama Tarumanegara adalah Adimulya, sebenarnya namanya adalah Adam Awlia sebagai simbolisme manusia yang menciptakan sistem huruf dan hitungan yang tidak lain adalah Nabi Adam a.s. Ajarannya muncul dari transmisi ajaran Ofirisme Phytagorean dimana yang menjadi landasan adalah hukum-hukum fisika yang berkaitan dengan pemantulan atau difraksi cahaya diatas cermin yang dikemudian hari digunakan sebagai model eksperimen Isaac Newton.

Bentuk huruf atau simbol Ikal, saat ini masih saya bayangkan berbentuk seperti tulisan 6 atau 9 yang saling bergulung atau 69 dengan lingkaran O yang makin membesar dari suatu titik pusat. Bentuknya memang akhirnya mirip OBAT NYAMUK yang kita kenal sekarang. Dan sejatinya memang yang kita sebut angka 6 atau 9 itu sejatinya bukan bilangan, namun simbolisme pertama kali ketika manusia Adam menyadari bentuk tampilnya Kekuasaan Tuhan yang tidak lain Simbol Siwa-Buda yaitu seperti bilangan 3. Dalam legenda Cirebon di sebut Walang Sungsang. Simbol 3 kemudian dalam ajaran Islam dinyatakan sebagai simbolisme penampilan Allah, Ar-Rahmaan, Ar-rahiim sebagai 3 Ism Agung dengan simbol geometris bidang segi 3.

Lantas bilangan pun kemudian disesuaikan dengan citra penampilan dan perasaan yang muncul 1+2+3=6, 2+3+4=9, lahirlah sistem bilangan dengan rujukan akhir 1+2+3+4=10, 10 jari tangan kita. Bilangan 6 disebut bilangan sempurna, sedangkan bilangan 3 disebut bilangan yang menjadi Pembagi Agung alias 3 Ism Agung.

Bilangan-bilangan lainnya muncul dengan mengalikan secara berturutan sebanyak 3 kali, 2x2x2=8, 3x3x3=27, 4x4x4=64=8×8 yang ternyata menthok ketika disandingkan dengan geometri dan disebut anomali runtuhnya papan catur Brahmana India. Bilangan kita ternyata hanya akurat sampai hitungan ke 7 kuadrat yaitu 7×7=49 alias Muthaa alias 7 langit bumi. Yang meruntuhkan adalah Si Bintang penembus yang disebut Ahmad nama kecil Nabi Muhammad SAW yang tidak lain adalah ADHI BUDHA atau Budha Yatim Piatu dengan cara memotong papan catur menjadi 4 bagian sehingga didapati bahwa 8×8=64 ternyata bisa menjadi 13×5=65, darimana angka 1 ini muncul? (silahkan cari jawabannya, hint nya buatlah kotak 8×8=64 yaitu kotak papan catur. Buat 3 garis dengan koordinat 0,5 dan 5,3 ; 5,8 dan 5,0 ; lalu garis ketiga 3,0 dan 8,8 dengan catatan sumbu matrisk 8×8 nya dimulai dengan angka 0; kemudian potonglah dengan mengikuti garis tersebut dan susun ulang dengan posisi membuat segi empat 13×5=65 kotak, jadi begitulah kenapa memori komputer hanya berupa kelipatan 64).

Mudah-mudahan postingan saya ini tidak membuat para ahli arkeologi puyeng karena secara tidak langsung saya mengaitkan temuan budaya dengan agama yang ada di Indonesia sejak dulu sampai hari ini yaitu Hindu, Budha, dan Islam dan mungkin juga Yuddeo Kristen yang sudah campur sari.
[Sumber : wendymb.wordpress.com]

CERITA MENARIK TENTANG KATA "MERDEKA"

Kita semua paham bahwa merdeka artinya bebas dari penjajahan. Kata yang berasal dari bahasa Sansekerta ini sudah jelas didefenisikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Namun ada kisah menarik tentang kata "Merdeka" ini yang saya share dari Kompas tahun 2008 lalu. Berikut ulasannya. Semoga menambah wawasan anda.

JAUH sebelum proklamasi kemerdekaan republik ini, kata ”merdeka” sudah menjadi slogan sebuah koran di Medan, Sumatera Utara. Belum ada satu koran pun yang berani menyatakan slogan kemerdekaan saat itu. Namun, Benih Merdeka sudah memulainya di Medan tahun 1916.
 
Dua pegawai beraktivitas di ruang utama percetakan Sjarikat Tapanoeli. Percetakan yang pernah berjaya sebelum era kemerdekaan ini tetap beroperasi. Sjarikat Tapanoeli kini mencetak kartu undangan, faktur, dan dokumen kantor lain.

Kata ”merdeka” bahkan menjadi nama surat kabar harian yang pada awal penerbitannya dipimpin Mohammad Samin. Benih Merdeka bukan saja nama sebuah koran, melainkan juga menjadi awal tersebarnya semangat pembebasan dari belenggu penjajah.

Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed) Ichwan Azhari mengatakan, Benih Merdeka menjadi pelopor penanaman ideologi kemerdekaan kepada pembacanya sebelum proklamasi.

Dari hasil penelitiannya, periode 1885-1942 terdapat 133 media cetak terbit di Sumut. Hanya Benih Merdeka yang dengan tegas mencantumkan kata ”merdeka”. Terbitnya Benih Merdeka di Medan sekaligus membuktikan sejarah perlawanan penjajahan tidak terpusat di Jawa saja. Di Sumatera Utara, perlawanan melalui pers berlangsung seru.

Dalam semboyannya, Benih Merdeka menyatakan sebagai koran Orgaan Oentoek Menoentoet Keadilan dan Kemerdekaan. Koran ini telah berjuang untuk kemerdekaan sejak 29 tahun lebih awal dari proklamasi. Pada September 1919, Benih Merdeka memuat pantun seorang penulis dengan nama samaran Van Arde. Pantun itu berbunyi ”Hindia bukan tanah wakaf, Hindia bukan nasi bungkus, Hindia bukan rumah komedi”.

Akibat pemuatan pantun ini, Pemerintah Belanda marah. Belanda memerkarakan Mohammad Yunus yang menjadi pimpinan saat itu. Muhammad To’ Wan Haria dalam bukunya, Sejarah Perjuangan Pers Sumatera Utara, menulis, pemerintah kolonial menilai Benih Merdeka melanggar ranjau pers. Namun, delik ini kandas karena tuduhan pelanggaran pers kepada Benih Merdeka tidak terbukti.

Surat kabar ini tetap terbit setiap hari, kecuali hari Senin, Jumat, dan Minggu. Koran ini dijual dengan harga 2,5 gulden per tiga bulan. Sebagaimana media cetak umumnya, koran ini juga memuat iklan aneka produk, salah satunya iklan buku. Dalam edisi Selasa 2 Juli 1918, Benih Merdeka mengiklankan sebuah buku Sekoentoem Boenga Jang Bermala. Dalam iklannya dibumbui dengan kalimat Satoe tjerita jang penting soedah terdjadi di Sumatra Timoer.

Buku yang diiklankan ini jelas bercerita tentang keadaan yang berkembang di Sumatera Timur (saat ini terdiri atas Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, dan Asahan, Labuhan Batu). Iklan ini sekaligus bukti pembaca koran ada di kawasan Sumatera Timur.

Meski banyak dibaca di Sumatera Timur, Benih Merdeka terbukti menjadi pelopor di seluruh wilayah Sumut. Kata ”merdeka” selanjutnya dipakai penerbit koran lain. Berdasarkan data dari Museum Pers Sumatera Utara, di Padang Sidimpuan pada 1919 terbit surat kabar Sinar Merdeka. Koran ini dipimpin oleh Parada Harahap yang kemudian dikenal sebagai tokoh pers. Dalam dua tahun penerbitannya, 12 kali Pemerintah Belanda memperkarakan tulisan koran ini.

Hukuman

Parada Harahap menerima hukuman. Sekitar tujuh bulan lamanya dia keluar masuk penjara. Parada selanjutnya bergabung dengan koran Benih Merdeka yang berubah namanya menjadi harian Merdeka. Kata ”merdeka” pada awal kemerdekaan selanjutnya menjadi nama surat kabar Soeloeh Merdeka terbitan Medan. Koran yang dipimpin Jahja Jakoeb ini sebelumnya bernama Soematera Baroe.

Sejarah perjuangan pers di Sumut ikut melahirkan tokoh pers nasional, di antaranya Parada Harahap, Adinegoro, Mohammas Said, Mohammad Samin, dan Dja Endar Muda. Mereka benar-benar menjadi pejuang pers ketika Indonesia belum merdeka. Tulisan-tulisan mereka membuat telinga petinggi Belanda memerah.

Pada tahun 1931, Pemerintah Hindia Belanda berusaha mengekang perkembangan pers di Nusantara. Gubernur Jenderal Hindia Belanda J de Jonge pada 7 September 1931 mengeluarkan aturan pemberangusan pers. Aturan itu kemudian dikenal dengan Persbreidel Ordonnantie. Salah satu keputusannya menyebutkan, seorang gubernur jenderal bisa melarang penerbitan media dengan alasan tertentu. Aturan ini termuat dalam Javasche Courant pada 11 September 1931 dan berlaku esok harinya setelah larangan itu termuat.

Langkah Pemerintah Hindia Belanda itu tidak lain untuk menjinakkan surat kabar, termasuk di Sumut. Jumlah 133 media cetak yang terbit di Sumut dalam kurun waktu 57 tahun merupakan hal yang luar biasa. Tradisi intelektual ini justru tumbuh jauh dari pusat konsentrasi Belanda di Jawa.

Sebagian media cetak yang terbit di Sumut sebelum kemerdekaan mewakili aneka ragam suku bangsa. Berikut ini sejumlah nama koran yang mewakili suku bangsa periode 1885-1942: Deli Courant, Pewarta Deli, Soeara Tapanuli, Poesaka Karo, Soeara Batak, Soeara Bondjol, Mandailing, Tjin Po, Hoa Kiaw, dan Soeara Djawa.

Terbitnya koran-koran ini sekaligus juga menepis anggapan miring kepada kelompok suku tertentu. Soeara Djawa, Tjin Po, dan Hoa Kiaw menegaskan bahwa bangsa Jawa dan Tionghoa yang ada di Medan dan sekitarnya bukan hanya sebagai kuli kontrak.

”Tradisi intelektual mereka terbukti berkembang saat perkebunan tembakau mencapai kejayaan,” katanya.

Maraknya penerbitan surat kabar di Medan dan Sumut umumnya tidak lepas dari berkembangnya industri perkebunan di pesisir timur. Surat kabar ”angkatan pertama” lahir dari pendanaan tauke tembakau.

Yang pertama

Surat kabar pertama kali yang terbit di Medan waktu itu bernama Deli Courant. Surat kabar berbahasa Belanda ini dipimpin Jacques Deen yang terbit pertama kali pada 18 Maret 1885.

Abdurrachman Surjomihardjo dan Leo Suryadinata dalam buku Sejarah Pers Indonesia menyebut Deen sebagai seorang miliuner tembakau Deli. Lima tahun berikutnya muncul Sumatra Post yang juga berbahasa Belanda. Keduanya bersaing merebut pembaca sampai menurunkan harga koran.

Mereka memasukkan Deli Courant dan Sumatra Post sebagai surat kabar Belanda tipe C. Surat kabar kategori ini mempunyai tiras 2.000 sampai 3.000 eksemplar per hari.

Dalam perkembangannya, pers berbahasa Melayu mulai muncul tahun 1902 di Medan. Adalah Pertja Timor yang mengawali surat kabar berbahasa Melayu meskipun dicetak di percetakan milik orang Belanda bernama J Hallerman. Koran ini terbit setiap hari Senin dan Kamis dengan Pemimpin Redaksi Mangaradja Salembuwe.

Dalam penerbitannya, surat kabar ini pernah membuat Sultan Maimoen Al Rasyid marah. Salembuwe mengkritik investasi asing besar-besaran di tanah Deli. Dia menggambarkan adanya ketidakadilan dalam investasi ini.

Hasil investasi ini salah satunya untuk membangun Gedung Kerapatan nan megah. Tulisan ini mendorong sultan mendatangi Kantor Pertja Timor untuk menemui penulisnya. Sayangnya, jejak gedung kerapatan kini hanya tinggal puing menara di Jalan Brigjen Katamso, Medan.

Jejak sejarah pers Sumut sayangnya tidak pernah tersimpan rapi di satu tempat. Sejarawan Ichwan Azhari bahkan banyak menemukan koran lama dalam bentuk aslinya di Belanda. Di Medan, sebagian data itu tersimpan di Museum Pers Sumut, Jalan Sei Alas Nomor 6.

Betapa berharganya lembaran-lembaran koran. Dari sana sebuah cerita perjuangan kemerdekaan bangsa terekam. Sebagaimana kehadiran jurnalisme untuk kepentingan demokrasi.

CERITA DI BALIK 17 AGUSTUS 1945

Tujuh belas Agustus merupakan hari besar kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut, 64 tahun yang lalu merupakan hari paling bersejarah negeri ini karena di hari itulah merupakan awal dari kebangkitan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus penanda awalnya revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan negeri kita tercinta ini yang sayang jika belum Anda ketahui.

1. Soekarno Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah2 bulan puasa Ramadhan.

“Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…

2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!
 
Pengibaran bendera usai proklamasi 17 Agustus 1945
 
 
3. Bendera dari Seprai
Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!

4. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli”
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. “Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-1993).

5. Kalimantan Dipimpin 3 Kepala Negara
Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).

6. Setting Revolusi di Indonesia Diangkat Ke Film
Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, “Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film – dalam bahasa Inggris; “The Year of Living Dangerously”. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan Australia yg ditugaskan di Indonesia pada 1960-an, pada detik2 menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!

7. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

8. Soekarno Memandikan Penumpang Pesawat dengan Air Seni
Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang.

9. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon
Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

10. Bung Hatta Berbohong Demi Proklamasi
Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama “Abdullah, co-pilot”. Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi.

Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Dandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya.”You are a liar !” ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.

11. Bendera Merah Putih dan Perayaan Tujuh Belasan Bukan di Indonesia Saja
Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960. Selain itu, masih menjadi perdebatan apakah lagu Indonesia Raya benar-benar merp karya asli WR Supratman, ataukah ‘terinspirasi’ oleh lagu Perancis, “Les Marseilles”, yg memiliki nada2 yg sangat mirip.

12. Tidak Ada Nama Jalan Soekarnp-Hatta
Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada “Jalan Soekarno-Hatta” di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.

13. Gelar Proklamator Hanyalah Gelar Lisan
Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

14. Indonesi Mungkin Saja Punya Lebih Dari Dua Proklamator
Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya “lebih dari dua” proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya.
Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. “Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau”, gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.

15. Jenderal Soedirman Tidak Pernah Duduki Jabatan Resmi
Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun! (sab/foto: blog)

TERNYATA BUMI KITA SEMAKIN GENDUT

Bumi semakin besar di bagian khatulistiwa. Fakta itu terungkap dari penelitian terhadap data yang dikumpulkan oleh satelit Gravity Recover and Climate Experiment (GRACE) milik NASA dan German Space Agency. Disebutkan, bertambahnya penumpukan di khatulistiwa itu disebabkan oleh mencairnya lapisan es di Greenland dan Antartika.

Menurut Steve Nerem, ilmuwan asal University of Colorado, Amerika Serikat, hingga 22 ribu tahun lalu, es hingga beberapa kilometer menyelimuti sebagian besar belahan utara Bumi. Berhubung tekanan akibat bobot dari es di daratan telah berkurang karena mencair, tanah di bawahnya telah memantul dan menyebabkan Bumi menjadi lebih lonjong. “Mirip dengan spons, dan dibutuhkan waktu yang cukup lama agar Bumi kembali ke bentuk asalnya,” kata Nerem.
 
Sebagai informasi, sejak awal, planet Bumi memang tidak bulat sempurna. Akibat perputaran rotasinya, air di permukaan Bumi lebih banyak terkumpul di kawasan khatulistiwa dibandingkan dengan di kutub.

Para ilmuwan sendiri mengamati terjadinya "penyusutan lemak"di lingkar khatulistiwa. Akan tetapi, kemudian
terjadi perubahan. Di sekitar pertengahan 1990-an, diketahui bahwa tren telah berbalik dan Bumi kembali tambah gendut di lingkar pinggangnya, sama seperti bola yang ditekan dari atas dan bawahnya. Namun mereka tidak memiliki alat untuk memastikan mengapa hal itu bisa terjadi, hingga baru-baru ini.

Dengan GRACE, peneliti dapat menguji coba teori yang menyatakan bahwa hilangnya es merupakan faktor pengubah bentuk planet Bumi. GRACE mengambil gambar dari permukaan Bumi setiap 30 hari sehingga memungkinkan peneliti memantau perubahan massa es terhadap perubahan gravitasi. Jadi, jika ada perubahan terhadap bentuk Bumi, maka akan ada perubahan terhadap distribusi massa. Akibatnya, medan gravitasi juga berubah.

Peneliti menemukan, mencairnya gletser di Greenland dan Kutub Selatan merupakan kontributor terbesar terhadap membengkaknya "lingkar pinggang" Bumi karena banyak air yang dibawa ke khatulistiwa. Menurut data, dua belahan Bumi kehilangan 382 miliar ton es per tahunnya. Berkurangnya beban yang perlu ditanggung benua memungkinkan tanah untuk naik dan membuat planet menjadi lebih bulat, namun proses ini membutuhkan waktu ribuan tahun. Sementara itu, pertumbuhan ketebalan di khatulistiwa mencapai 0,7 sentimeter per dekade.

Saat ini, kata Nerem, radius planet Bumi 21 kilometer lebih besar di khatulistiwa dibandingkan di kutub. Artinya, titik paling jauh permukaan Bumi dari inti Bumi bukanlah di puncak gunung Everest, melainkan di puncak gunung berapi di Ekuador yang lebih dekat ke khatulistiwa. [national geograpihic]

 

CARA ILMUWAN MENENTUKAN USIA FOSIL

Fosil itu berusia ribuan tahun katanya. Para ilmuwan menentukan usia sebuah fosil tentunya tidak seenak udelnya. Perlu penelitian ilmiah dan pengkajian yang mendalam. Berikut share artikel dari Faktailmiah.com tentang bagaimana para ilmuwan dalam menentukan usia benda-benda purbakala tersebut

Tanpa waktu yang tepat, para peneliti tidak dapat merekonstruksi kronologi yang handal mengenai kapan dan bagaimana manusia berevolusi. Teknik penentuan waktu modern memungkinkan ilmuan untuk mengatakan, dengan hanya celah kesalahan 20 ribu tahun, kalau Lucy hidup 3,18 juta tahun lalu. 

Bahkan bila 20 ribu tahun terasa besar, ia bukanlah besar bila dibandingkan dengan ukuran jutaan tahun. Sungguh, dalam waktu geologis, waktu ini sangat teliti. Sedikit saja dari metode ini menentukan waktu dari fosil itu sendiri; sebagian besar menentukan waktu lapisan batuan sekitarnya di atas dan dibawah fosil. Para peneliti menggabungkan dua metodologi untuk menentukan usia lapisan-lapisan ini: pewaktuan relatif dan pewaktuan mutlak.

Pewaktuan relatif menyusun barisan lokasi, peristiwa, atau artefak dalam urutan kronologis dari yang tertua ke yang termuda, tanpa memberikan waktu. Aturan yang berguna adalah Hukum Superposisi, yang menyatakan kalau benda yang ditemukan di lapisan bawah pasti lebih tua dari yang ditemukan di lapisan atas. Aturan ini berlaku sejauh lapisan-lapisan tidak bergeser, faktor yang dapat ditentukan lewat paleomagnetisme. Biostratigrafi adalah teknik pewaktuan relatif yang menggunakan barisan perubahan evolusi pada hewan seperti pengerat untuk menentukan waktu. 

Pengerat adalah alat ukur yang berguna karena mereka memiliki rentang generasi singkat dan menampilkan perubahan evolusi lebih cepat daripada hewan lain. Karena ada lebih banyak bentuk pengerat, waktu dapat ditentukan dengan lebih teliti.
 

 

Pewaktuan mutlak memberikan usia pada sebuah spesimen, biasanya dengan rentang kesalahan tertentu. Salah satu teknik yang paling umum adalah pewaktuan radioaktif. Teknik ini menggunakan laju peluruhan isotop radioaktif untuk menentukan seberapa lama di masa lalu benda tersebut terbentuk. Isotop radioaktif meluruh seiring waktu dengan kecepatan relatif konstan, yang disebut waktu paruh (half life). Half-life mengukur seberapa lama waktu diperlukan separuh isotop radioaktif untuk meluruh menjadi bentuk s tabil. Tiap peluruhan isotop radioaktif meluruh dengan laju berbeda. Sebagai contoh, peluruhan isotop karbon 14 memiliki laju lebih cepat daripada potasium 40, namun semua peluruhan karbon 14 kecepatannya sama.

Pewaktuan potassium argon menggunakan isotop radioaktif potasium 40. Potasium alaminya meluruh menjadi gas argon. Kedua unsur ini (bersama yang lainnya) terkandung dalam batuan gunung berapi. Ketika batuan tersebut meleleh, ia melepaskan gas seperti argon ke atmosfer. Saat ia mendingin dan mengeras, batuan vulkanis menjebak gas-gas kedalam kristal-kristal kecil. Potasium 40 terus meluruh menjadi gas argon, namun gasnya tidak dapat lari dari batuan. Ahli geologi dapat melelehkan batu tersebut dan mengukur gas argon yang terlepas, yang akan menentukan seberapa lama waktu telah berlalu semenjak batu tersebut meleleh.

Cara kerja pewaktuan radioaktif

Waktu paruh potasium 40 adalah 1,3 miliar tahun. Karena perlu setidaknya 200 ribu tahun agar ada cukup gas argon untuk menumpuk dan memungkinkan pengukuran yang akuraat, teknik potasium-argon digunakan untuk menentukan waktu benda yang lebih tua. Pewaktuan radiokarbonmenggunakan karbon 14, yang memiliki waktu paruh hanya 5730 tahun; ia hanya mampu menentukan usia benda yang paling tua berusia 50 ribu tahun. Teknik pewaktuan mutlak lainnya mencakup termoluminesens dan resonansi spin elektron.

Baik teknik relatif maupun mutlak harus digunakan untuk menentukan usia fosil. Menggunakan metode potasium-argon, para peneliti menentukan lapisan yang diatas spesimen Lucy berusia 2,95 juta tahun dan dibawahnya berusia 3,18 juta tahun. Pewaktuan relatif menunjukkan kalau Lucy berada di antara kedua waktu tersebut, dan lebih dekat ke 3,18 juta tahun.